Sebagaimanatertuang di dalam firman-Nya: " (Yaitu) ketika mereka datang kepada kalian dari atas dan dari bawah kalian, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (kalian) dan hati kalian naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kalian menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Jadi apabila kini banyak orang bertanya, "Kapankah datang pertolongan Allah?" maka itu bukanlah perkataan dari kerapuhan hati. Karena ungkapan itu terlahir dari pengharapan yang luar biasa terhadap kasih Ilahi. Ketiga, jangan menyerah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Kalau memang pertolongan Allah itu dekat, maka sedekat apa sih? Disaat kondisi semakin menjepit, kita mungkin bertanya-tanya, kapan pertolongan Allah datang? Benarkah pertolongan Allah itu dekat? Dan bagaimana caranya untuk meraih pertolongan dari-Nya? Dari pengalaman pribadi, saya merasakan bahwa pertolongan Allah selalu tepat waktu. Teman-teman bisa baca sharing saya terkait awal mula dikejar-kejar rezeki. KepastianPertolongan Allah SWT. Banyak pelajaran penting yang dapat dipetik dari surat ini. Pertama: Kepastian pertolongan Allah SWT. Datangnya pertolongan merupakan otoritas Allah SWT (Lihat: QS Ali Imran [3]: 126). Karena menjadi otoritas-Nya, Dialah yang berhak menentukan kapan pertolongan itu datang dan dengan cara apa diberikan. Allahakan memberikan pertolongan-Nya di saat yang tepat, bisa jadi saat yang tepat itu ialah di titik paling kritis. Kita bisa belajar tentang ikhtiar menjemput pertolongan Allah dan bukti bahwa pertolongan Allah datang di waktu yang tepat dari kisah Siti Hajar dan nabi Ismail As. serta nabi Musa As. dan pengikutnya. AllahSWT memberikan pertolongan kepada hamba-Nya saat terjepit REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Allah SWT senantiasa menolong hamba-Nya saat dalam kondisi sulit. Bantuan dari Allah SWT kepada umatnya juga telah dikisahkan dalam Alquran. Dilansir dari laman Saaid pada Senin (15/3), berikut beberapa pertolongan yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya, Beritaberita pertolongan Allah dan kemenangan banyak tersebar dalam Qur'an, ini menjadi ibroh dan pelajaran penting bagi ummat bahwa selama kita berpegang teguh kepada AlQur'an, dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat bersandar dan berlindung, maka kedekatan kita kepada Allah akan memudahkan pertolongan Allah itu datang. Merekaditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) hingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, "Kapan pertolongan Allah datang?" Ingatlah, sungguh pertolongan Allah itu amat dekat (TQS al-Baqarah [2]: 214). EWF5. 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan2. Dan kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah. 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa pembebasan makkah fath makkah. Dimana saat itu Rasulullah SAW dan para sahabat berhasil membebaskan makkah dari kuasa kaum kafir quraisy dan berbagai macam berhala maupun perbuatan syirik di dalamnya. Ada yang menarik yang harus kita cermati, pada ayat pertama, Allah memberi urutan keterangan bahwa apabila pertolongan Allah dan kemenangan telah datang. Allah meletakan pertolongan Allah sebelum kata kemenangan. Dapatlah kita pahami bahwa syarat mutlak datangnya kemenangan bagi islam adalah ketika Allah sudah berkehendak. Untuk memberikan pertolongannya, wamannashru illa min indillah tidak ada pertolongan kecuali dari sisi Allah – al anfal 10. Di lidah mudah saja kita berucap, “yaiyalah namanya kemenangan pasti karena pertolongan Allah”. Padahal untuk benar-benar mengilmuinya sehingga menjadi salah satu karakter pemikiran kita sehari-hari ini sangat sulit. Tidak ingatkan kita langkah vital yg ditempuh sayyidina Umar ra yang mencopot jabatan khalid ra dari jabatannya sebagai panglima perang utama pasukan muslimin, salah satunya karena saat itu banyak diantara kaum muslimin mulai berpikir bahwa khalid lah sebab2 kemenangan perang-perang yang dilalui oleh muslimin? Padahal kita tahu generasi sahabat adalah generasi yang memiliki tingkat tauhid yang tinggi. Dan itupun masih hampir tergelincir ketika memandang sebab-sebab kemenangan muslimin dalam berbagai perang. Atau ketika sekarang kita melihat cengkraman zionis dalam aspek ekonomi ribawi misalnya, tidak sedikit di antara kita akan terpukul jatuh dan enggan memikirkan bagaimana caranya menembus blokade yang kelihatan begitu kuat dan mengakar. Atau mungkin ada yang akhirnya apatis karena mentok menghadapi situasi dan perhitungan di atas kertas yang begitu lemah. Atau hati yang bergidik melihat kemajuan teknologi musuh-musuh islam. Itu semua karena kita lupa konsep pertolongan Allah, dan kita senantiasa lupa bahwa “walillahi khozaainussawati wal ardh” bagi Allah lah perbendaharaan langit dan bumi – al munafiqun 6 Atau bagaimana mungkin Rasulullah justru harus memulai islam yg kelak akan menerangi ufuk timur dan barat seluruh dunia justru di sebuah tempat yang memiliki SDM yang tidak siap di jamannya arab ditengah panggung besar romawi dan persia? Semua agar kita belajar bahwa pernak-pernik dunia yang kasat mata bukanlah kunci utama kemenangan islam. Kunci kemenangan islam adalah pertolongan Allah, pertolongan yang hanya akan Allah berikan kepada mereka yang pantas untuk mengibarkan bendera kejayaan islam sekali lagi. Yang lurus tauhidnya, dalam ilmunya, kuat jihadnya, lembut ukhuwahnya, ikhlas amalnya. Pada ayat kedua, masih dengan pembahasan yang mirip dengan ayat pertama, bahwa sebab dari masuknya berbondong-bondong manusia adalah karena pertolongan Allah. “Dan bukanlah kewajibanmu untuk memberi mereka petunjuk, namun Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki” Al-baqarah 272 Jika pertolongan itu telah datang, dan kau merasakan kemengan.. Bagian yang paling menarik dari ayat ini ada pada ayat terakhir, dari 2 ayat prolog, di satu ayat terakhir ini Allah memberikan perintah kepada kita dengan sebuah nilai tauhid yang sangat dalam dan indah ; Setelah Allah memberikan pertolongan dan kita mendapatkan kemenangan dan banyaknya manusia yang masuk ke dalam islam, Allah perintahkan kita untuk “Maka bertasbihlah sucikan dengan memuji Rabbmu dan mohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat” Mengapa ketika kita sudah mendapatkan kemenangan, Allah memerintahkan kita untuk mensucikan Nama-Nya dengan memuji-Nya, lalu memohon Ampunan? Perlu diketahui dan kita perhatikan bersama, tujuan dari bertasbih adalah untuk menyucikan Allah azza wa jalla dari berbagai macam kekurangan dan sifat-sifat yang mustahil bagi Dzat-Nya. Kita diperintahkan untuk mensucikan-Nya ketika mendapat kemenangan agar kita tetap sadar dan mengilmui sepenuhnya bahwa tidak mungkin kemenangan itu lepas dari campur tangan Allah meski hanya sepersekian persen. Allah tidak mengantuk dan tidak tidur, tidak lalai dan lepas dari apapun yang terjadi, termasuk dalam kemenangan dakwah. Rasulullah, teladan kita, memang benar apa kata ibunda aisyah ra, bahwa beliau adalah al qur’an yang berjalan. Beliau mengajarkan kita makna ayat ini seutuhnya, di kala pembebasan makkah, beliau tundukan kepala dalam dalam seraya memuji muji Rabbnya. Seolah-olah seluruh manusia bertanya, “sikap pemenang macam apa ini?”. Islam hadir untuk benar benar memberikan parameter baru dalam akhlaq, dikala pemenang di seluruh dunia merayakan kemenangan dengan sikap tubuh yang angkuh, islam ajarkan perayaan yang lebih indah, syahdu, tapi keras merontokan kesombongan penentang-penentangnya. Memang kemenangan bersama Allah jauh lebih indah dan terjamin daripada menang bersama ego dan keangkuhan. Meskipun yang kita kalahkan orang kafir sekalipun, Allah dengan kasih sayang-Nya mencegah kita untuk angkuh barang sedetikpun. Karena mereka yang melupakan Allah dalam kemenangan, hanya tinggal menunggu waktu untuk dilumat oleh kekalahan. Sucikan Allah dengan pujian, karena kita hanyalah cangkang kosong yang tak berarti tanpa pertolongan-Nya, di hari kemenangan itu, kebaikan tertinggi hanya pantas kita sematkan kepada Allah, dan Allah akan menyematkan sebaik baik derajat pada hamba hamba yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. Dan mohonlah ampun, karena Rasulullah yang ma’shum itupun bertobat 100 kali dalam sehari. Bertobat dan memohon ampun tidak hanya dilakukan ketika kita sadar’ baru melakukan dosa, tapi juga patut dilakukan ketika kita merasa tak berdosa, dan patut dilakukan pada momen2 dimana hati kita berpotensi untuk terjangkit rasa ujub dan sombong, contohnya ketika kita mendapatkan kemenangan. Rasulullah senantiasa berdoa “allahummagfirli, watub’alayya innaka antattawabul ghofur” setelah beliau memberikan pengajaran kepada para sahabat. Bukankah mengajarkan ilmu adalah ibadah dan kebaikan? Untuk apa Rasulullah meminta ampun? Untuk apa apa yang mungkin tersirat dalam hati tanpa sadar bahwa kebaikan yang kita lakukan justru membuat kita menjadi sombong dan ujub. Kita yang merasa menjadi sumber hidayah dan ilmu orang lain, kita yang merasa paling sedikit celanya dan paling indah akhlaqnya. Dan tentu memohon ampun kepada Allah melatih jiwa untuk menyadari kita ini hamba yg lemah dan mudah berbuat dosa, jangan sibuk mengagumi diri, lebih baik sibuk menghisab diri. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat. Jikapun ada yang terlanjur salah dalam sikap kita menerima kemenangan, bertaubat lah, karena Allah Maha Pengampun. Kesimpulan.. 1. Selayaknya seorang mukmin harus senantiasa optimis dalam memperjuangkan tegaknya tauhid di muka bumi ini seberapapun banyak dan kuatnya musuh-musuh islam. Karena sesungguhnya, sumber kemenangan kita sudah jelas dan mutlak, yaitu pertolongan Allah, tidak usah pusing bagaimana pertolongan Allah itu akan datang, “mataa nashrullah? Alaa inna nashrollohi qoriib” bilakah datang pertolongan Allah? Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat – Al baqarah 214. Pertolongan Allah itu dekat, dan akan datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka, tidak kita duga, penuh kejutan. Jangan sibuk memikirkan bagaimana jika begini dan begitu, cukup sibuk memikirkan bagaimana caranya agar kita menjadi kaum yang pantas untuk diberikan kemenangan oleh Allah, “Allah tidak akan mengubah nikmat yang diberikan pada suatu kaum, hingga kaum tersebut merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” – Al Anfal 53. Tidak ada sejarahnya islam kalah karena musuh-musuh yang kuat, islam kalah ketika para pemeluknya mulai hidup dengan cara-cara yang jauh dari nilai-nilai islam itu sendiri. Perang uhud, momen kekalahan yang menyakitkan, yang terjadi bahkan ketika Rasulullah masih ada ditengah-tengah kaum muslimin, Apa sebabnya? Ketika para pasukan pemanah mengabaikan perintah Rasulullah untuk bertahan di post masing-masing karena sesaat muncul ketamakan pada hati-hati mereka untuk berebut ghanimah. Atau ketika perang hunain, pasukan muslimin juga hampir kalah saat Rasulullah masih ada di tengah-tengah mereka, mengapa? Sekelompok orang mengikuti perang dengan rasa takabbur bahwa mereka akan menang karena jumlah mereka yang banyak, Allah mereka lupakan dari sebab-sebab kemengan itu. Bayangkan, kehadiran Rasulullah di tengah-tengah pasukan muslimin pun tidak dapat menjamin kemenangan jika masih ada penyakit-penyakit’ yang menggerogoti tauhid di dalam tubuh pasukan dan masih ada sekelompok orang yang enggan mematuhi sunnah-sunnah ataupun perintah Nabinya. 2. Syaithan itu memiliki perjuangan yang luar biasa dalam menggelincirkan manusia, mudah bagi makhluk laknat itu berbisik kepada kita agar kita terus senantiasa menjadikan asbab-asbab selain Allah sebagai sumber kemenangan yang kita kejar sepenuh hati, sampai akhirnya kita sadar bahwa diujung jalan itu hanya ada jalan buntu dan kita tidak menemukan kemenangan dimanapun. 3. Dalam persoalan memenangankan Agama Allah saja, kita wajib merayakannya dengan menyandarkan segala macam pujian dan kehebatan kepada-Nya, mentasbihkan-Nya, apatah lagi soal-soal kemenangan kecil yang bersifat duniawi. 4. Salah satu ukuran tauhid seseorang, bisa dilihat seberapa jernih mata batinnya untuk menyandarkan segala sesuatu kebaikan yang terjadi dalam urusan dunia dan akhiratnya kepada Allah azza wa jalla semata-mata, hatta dalam urusan ibadah. Karena perlu kita sadari bersama, seberapapun banyaknya amal saleh kita, yang tampak maupun yang tersembunyi, semua bisa kita lakukan karena 100% kontribusi Allah, contoh ketika kita melakukan ibadah tersenyum kepada orang lain saja, kita sudah menggunakan banyak modal’ dari Allah ; – Berapa banyak syaraf tubuh yang bekerja untuk menghasilkan satu senyuman Indah. – Berapa cepat impuls yang bergerak dalam syaraf kita untuk menghasilkan senyuman tepat pada waktunya, gak lucu kan kita bertemu seseorang dan baru tersenyum 5 detik setelahnya, orangnya udah kabur bro. – Akal sehat yang Allah berikan kepada kita sehingga kita bisa memilih untuk tersenyum ketika bertemu orang tersebut dari sekian banyak pilihan sikap yang bisa kita perbuat seperti acuh tak acuh, buang muka, pura-pura main hp, dsb. Ingin menangis rasanya jika ingat kita ini hanya cangkang kosong tanpa kebaikan-kebaikan dari-Nya. Allahu’alam bishshawab Allah SWT memberikan pertolongan kepada hamba-Nya saat terjepit. Ilustrasi pertolongan JAKARTA – Allah SWT senantiasa menolong hamba-Nya saat dalam kondisi sulit. Bantuan dari Allah SWT kepada umatnya juga telah dikisahkan dalam Alquran. Dilansir dari laman Saaid pada Senin 15/3, berikut beberapa pertolongan yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya, 1. Allah Ta'ala berfirman وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ اِنَّ اٰيَةَ مُلۡکِهٖۤ اَنۡ يَّاۡتِيَکُمُ التَّابُوۡتُ فِيۡهِ سَکِيۡنَةٌ مِّنۡ رَّبِّکُمۡ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ اٰلُ مُوۡسٰى. وَاٰلُ هٰرُوۡنَ تَحۡمِلُهُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ "Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda kebesaran Allah bagimu, jika kamu orang beriman" QS Al-Baqarah 248. Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam tafsirnya menyatakan, dan Tabut merupakan sesuatu dari kayu atau gading yang menyerupai kotak, dia turun dan bersama mereka. Di dalamnya ada ketenangan, yang meyakinkan mereka. Jika mereka melihatnya hati mereka menjadi tenang. 2. Pada saat hari yang genting Allah SWT berkata وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ "Dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang." QS At Taubah 25. Selanjutnya Allah SWT berfirman ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara para malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir" QS At-Taubah 26. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini – Kapan Pertolongan Allah Datang, Oleh Ustadz Umar Hidayat, Mata Nashrullah? ‎“…Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuilah olehmu, ‎sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Al-Baqarah 214 Ketika ujian membuncah sampai pada puncaknya, sampai adrenalin terguncang, fisik gemetaran mendemam, pikiran berat ruwet mentok tak menemukan jalan keluar, hati semakin gusar tercabik-cabik keadaan, jiwa tergoncang menuju hampir dipuncak keterputusasaan; Apa yang harus kita lakukan, ketika semua sudah habis-habisan dilakukan? Dan saking beratnya beban tertimbang diujung puncak segalanya lalu hati bertanya mata nashrullah? Baca Juga Semoga Sabar Kita Membuahkan Pertolongan Allah Belajar dari perang Badar. Ketika keadaan menggenting karena jumlah pasukan Islam sangat sedikit hanya tiga ratus orang, itupun terdiri dari anak-anak muda yang tidak pernah berperang, tetapi Nabi sepenuh harap dan keyakinan yang kuat bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Nabi mengelola jiwa para mujahid agar teguh keyakinannya. Sementara pihak musuh, Abu Jahal mengerahkan semua kekuatan Quraisynya lengkap dengan persenjataan disertai pemuka-pemuka Quraisy yang sangat berpengalaman dan sangat bernafsu perang. Kita bisa bayangkan suasana bathin Rasulullah dan para sabahat saat itu. Lalu Nabi berdo’a; “Ya Tuhanku penuhilah apa yang engkau janjikan kepadaku”. Bahkan dalam suasana perang yang berkecamuk, di bulan puasa pula, Rasulullah kembali berdoa sepenuh harapan; “Ya Allah! Jika umat Islam kalah dalam perang ini maka tidak akan ada lagi yang menyembahmu di muka bumi ini”. Pertolongan Allah datang dengan menurunkan seribu malaikat yang berbaris-baris bergabung bersama-sama dengan pasukan Islam. al-Anfal, 8 9, sehingga hati Nabi tenang. Berkat pertolongan Allah umat Islam menang. Ingatlah, Allah berjanji dalam firmanNya, Allah adalah pelindungnya orang-orang yang beriman. Ketika badai persoalan hidup datang silih berganti. Ketika kesulitan demi kesulitan tak henti-hentinya mengiringi. Pun ketika segala usaha untuk mendapatkan kehidupan yang ‎lebih baik seolah menemui jalan buntu. Bertanyalah kita kenapa semua ini terjadi? Kapan pertolongan ‎Allah akan datang?‎ Menanda keputusasaan serta ketidaksabaran seseorang dalam menjalani ‎proses kehidupan. ‎ Allah menjawab ‌‎“Ketahuilah olehmu, bahwa pertolongan Allah itu dekat.” ya pertolongan Allah itu sangat sangat dekat bagi orang-orang yang beriman. Yakinlah. Yakinlah. Harus yakin. Problemnya justru dikita sendiri; apakah kita pantas ditolong Allah? Kita semua tentu ‎yakin bahwa Allah tidak akan ingkar janji. Ali Imran 9‎ Kapan waktu datangnya pertolongan Allah tersebut hanya Allah yang tahu. ‎Dan Dialah yang punya hak prerogratif untuk menentukan kepada siapa dan ‎kapan datangnya. Dan kapan waktu yang paling tepat Allah turunkan pertolonganNya. Menunggu momentum keajaiban inilah yang butuh kesabaran dan kepasrahan total kepadaNya. Ya…. kepasrahan total, bukan setengah-setengah ‎ Akhirnya, Biarkan Allah yang menyelesaikan masalahmu dengan caraNya. Catatannya yang penting kita penuhi syaratnya. Syarat-syarat agar pertolongan Allah datang 1. Ikhlas dalam beraktifitas 2. Berpegang teguhlah Ketakwaanmu 3. Istiqomah berpegang al-Haq 4. Berpegang teguh Islamul kaffah 5. Terus menerus di atas Dzikrullah 6. Kokoh di atas kesabaran 7. Selalu jujur 8. Shohihkan ibadah mu. 9. Tauladani dan cintai sunah Nabi 10. Jauhi maksiat, dan dosa. Biarkan Allah yang menyelesaikan maslah kita dengan CaraNya, maka selalu dan senantiasa mendekatlah padaNya. [Ln]